Total Tayangan Halaman

Rabu, 11 April 2012

puisi kanda

           kursi

hanya karna sebuah kursi,,,
hanya kursi,,,
demi kursi,,,,,

orang rela segalanya,
ia halalkan segala cara
hanya demi kursi,
kursi,,,,,,,..........

Rabu, 28 Maret 2012

KENAKALAN REMAJA


Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya.

Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia 13-18 tahun. Pada usia tersebut, seseorang sudah melampaui masa kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia berada pada masa transisi.

Definisi kenakalan remaja menurut para ahli

  • Kartono, ilmuwan sosiologi
    Kenakalan Remaja atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah juvenile delinquency merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya, mereka mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang".
  • Santrock
    "Kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang tidak dapat diterima secara sosial hingga terjadi tindakan kriminal."

Sejak kapan masalah kenakalan remaja mulai disoroti?

Masalah kenakalan remaja mulai mendapat perhatian masyarakat secara khusus sejak terbentuknya peradilan untuk anak-anak nakal (juvenile court) pada 1899 di Illinois, Amerika Serikat.

Jenis-jenis kenakalan remaja

  • Penyalahgunaan narkoba
  • Seks bebas
  • Tawuran antara pelajar

Penyebab terjadinya kenakalan remaja

Perilaku 'nakal' remaja bisa disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri (internal) maupun faktor dari luar (eksternal). Faktor internal:
  1. Krisis identitas
    Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan ramaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.
  2. Kontrol diri yang lemah
    Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku 'nakal'. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.

Faktor eksternal:
  1. Keluarga
    Perceraian orangtua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja.
  2. Teman sebaya yang kurang baik
  3. Komunitas/lingkungan tempat tinggal yang kurang baik.

Hal-hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi kenakalan remaja:

  1. Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
  2. Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point pertama.
  3. Kemauan orangtua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta keluarga yang harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja.
  4. Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.
  5. Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.
  1. Keluarga
    Perceraian orangtua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja.
  2. Teman sebaya yang kurang baik
  3. Komunitas/lingkungan tempat tinggal yang kurang baik.

Hal-hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi kenakalan remaja:

  1. Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
  2. Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point pertama.
  3. Kemauan orangtua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta keluarga yang harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja.
  4. Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.
  5. Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.

Rabu, 14 Maret 2012

bahasa jawa

Dari Wikipedia, ensiklopedi gratis
Bahasa Jawa adalah bahasa yang digunakan penduduk suku bangsa Jawa di Jawa Tengah,Yogyakarta & Jawa Timur. Selain itu, Bahasa Jawa juga digunakan oleh penduduk yang tinggal beberapa daerah lain seperti di Banten terutama kota Serang, kabupaten Serang, kota Cilegon dan kabupaten Tangerang, Jawa Barat khususnya kawasan Pantai utara terbentang dari pesisir utara Karawang, Subang, Indramayu, kota Cirebon dan kabupaten Cirebon.

Penyebaran Bahasa Jawa

Penduduk Jawa yang merantau, membuat bahasa Jawa bisa ditemukan di berbagai daerah bahkan di luar negeri. Banyaknya orang Jawa yang merantau ke Malaysia turut membawa bahasa dan kebudayaan Jawa ke Malaysia, sehingga terdapat kawasan pemukiman mereka yang dikenal dengan nama kampung Jawa, padang Jawa. Di samping itu, masyarakat pengguna Bahasa Jawa juga tersebar di berbagai wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kawasan-kawasan luar Jawa yang didominasi etnis Jawa atau dalam persentase yang cukup signifikan adalah : Lampung (61,9%), Sumatra Utara (32,6%), Jambi (27,6%), Sumatera Selatan (27%). Khusus masyarakat Jawa di Sumatra Utara, mereka merupakan keturunan para kuli kontrak yang dipekerjakan di berbagai wilayah perkebunan tembakau, khususnya di wilayah Deli sehingga kerap disebut sebagai Jawa Deli atau Pujakesuma (Putra Jawa Kelahiran Sumatera), dengan dialek dan beberapa kosa kata Jawa Deli. Sedangkan masyarakat Jawa di daerah lain disebarkan melalui program transmigrasi yang diselenggarakan semenjak zaman penjajahan Belanda.

contoh analisis wacana




Analisis Lirik Lagu “Yang Terdalam”

1.      Ku lepas semua yangku inginkan
2.      Tak akanku ulangi
3.      Maafkan jika kau ku sayangi
4.      Dan bila ku menanti
5.      Pernahkah engkau coba mengarti
6.      Lihatlah ku disini
7.      Mungkinkah jika aku bermimpi
8.      Salahkah tuk menanti
9.      Tak ‘kan lelah aku menanti
10.  Tak ‘kan hilang cintaku ini
11.  Hingga saat kau tak kembali
12.  Kanku kenang di hati saja
13.  Kau telah tinggalkan hati yang terdalam
14.  Hingga tiada cinta yang tersisa dijiwa

A.    Analisis Aspek Gramatikal
1.      Pengacuan (referensi) meliputi:
Pengacuan persona
Pada lirik lagu “Yang Terdalam” dapat ditemukan satu pronomina persona, yaitu (a) pronominal persona bentuk terikat lekat kiri-ku yaitu terdapat pada kutipan (1) ku lepas semua yang ku inginkan, (b)pronominal persona bentuk bebas aku, seperti pada kutipan (7) mungkinkah jika aku bermimpi. (c) pronominal persona bentuk kedua bebas kau seperti pada kutipan (13) kau telah tinggalkan hati yang terdalam. (d) pronominal persona bentuk terikat lekat kanan-ku yang terdapat pada kutipan (10) tak ‘kan hilang cintaku ini.
Pengacuan demonstrative
Pengacuan demonstrative meliputi pengacuan demonstrative waktu (temporal) dan pengacuan demonstrative tempat (lokasional).
• Pengacuan demonstrative waktu, seperti pada kutipan (11) hingga saat kau tak kembali dan kutipan (14) hingga tiada cinta yang tersisa dijiwa.
• Pengacuan demonstrasi tempat, terdapat pada kutipan (6) lihatlah ku disini.
2.      Penyulihan (substitusi)
Dalam lirik lagu “Yang Terdalam” terdapat penyulihan sebagai alat kohesi gramatikal, yaitu penyulihan satuan lingual ku pada bakris pertama, kedua, tiga, empat, eman, sepuluh, duabelas.substitusi juga terdapat pada kata kau, pada baris (3) maafkan jika kau ku sayangi.
3.      Pelesapan (ellipsis)
Dalam lirik lagu “Yang Terdalam” pelesapan dapat ditemukan pada kutipan :
(1)  Ku lepas semua yang ku inginkan
(2)  tak akan ku ulangi
(3)  mungkinkah jika kau ku sayangi
(4)  dan bila ku menanti
(6)  lihatlah ku disini
(10) tak ‘kan hilang cintaku ini
(11) hingga saat kau tak kembali
(12) kan ku kenang dihati saja
(13) kau telah tinggalkan hati yang terdalam
B. Analisis Aspek Leksikal
1. Repetisi (pengulangan)
                           a. pengulangan sapaan
dalam lirik lagu “Yang terdalam” terdapat terdapat dua kata sapaan khas yang memiliki makna yang sama yaitu kau dan engkau. kata sapaan kau terdapat pada baris (3), (11), (13) yaitu:
(3) maafkan jika kau ku sayangi
(11) hingga saat kau tak kembali
(13) kau telah tinggalkan hati yang terdalam
Dan kata sapaan engkau terdapat pada baris
(5) pernahkah engkau coba mengerti.
b. pengulangan klausa
pada lirik lagu “Yang Terdalam” tidak terdapat pengulangan klausa.
c. pengulangan jumlah suku kata
jika diamati dengan seksama, lirik lagu “Yang Terdalam” didalam lirik-liriknya terdapat beberapa pengulangan suku kata yang sama, yaitu : tujuh suku kata terdapat pada baris ke (2), (4), (6), (8), sembilan suku kata terdapat pada baris ke (9), (10), (11), (12), dan sepuluh suku kata terdapat pada baris ke (3), (5), (7).
2. Sininim (padan kata)
Pada lirik lagu “Yang Terdalam” terdapat dua macan sinonim, yaitu sinonim antara morfem bebas dngan morfem terikat, terdapat pada kutipan:
(7) mungkinkah jika aku bermimpi
(10) tak ‘kan hilang cintaku ini
3. kolokasi (sanding kata)
Dalam lirik lagu “Yang terdalam” hanya terdapat satu kata yang berkolokasi yaitu terdapat pada baris ke (3) maafkan jika kau ku sayangi.
4.      Hiponimi (hubungan atas-bawah)
Dalam lirik lagu “Yang Terdalam) tidak terdapat hiponimi (hubungan atas-bawah).

Selasa, 13 Maret 2012

RPP membaca puisi


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah                       : SMP Negeri 27 Semarang
Kelas/Semester            : VII/2
Alokasi Waktu            : 4 x 40 menit (2 x pertemuan)
Pelaksanaan                 :

A.    Standar kompetensi :
15. Membaca Sastra
  Memaham wacana sastra melalui kegiatan membaca puisi dan buku cerita anak
B. Kompetensi Dasar
15.1 Membaca indah puisi dengan menggunakan irama, volume suara, mimik, kinestik sesuai dengan isi puisi
C. Indikator
1.      Mampu menandai penjedaan dalam puisi yang akan dibaca (kritis, kreatif, inovatif, kecerdasan)
2.      Mampu membaca indah puisi (kecerdasan, kreatif, inovatif, kritis)
D. Tujuan pembelajaran
1.      Siswa mampu menandai penjedaan dalam puisi yang akan dibaca (kreatif, kritis,kecerdasan, inovatif)
2.      Siswa  mampu membaca indah puisi (kecerdasan, kritis, kreatif, inovatif)
E. Materi Pembelajaran
1. pembacaan indah teks puisi
F. Metode Pembelajaran
1. ceramah (keingin tahuan)
2. pemodelan (keberanian)
3. diskusi kelompok (demokkrasi)
G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
            Pertemuan pertama (2 x 40 menit)
1.      Kegiatan pendahuluan (10 menit)
a.      Salam pembuka (religius)
b.      Guru mengecek kehadiran siswa (kedisiplinan)
c.       Guru mengaitkan pembelajaran dengan situasinyata (kepedulian)
d.      Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dibahas (keingintahuan)
2.      Kegiatan inti (50 menit)
Eksplorasi
-          Siswa memperhatikan informasi guru tentang materi yang akan disampaikan (keingin tahuan)
Elaborasi
-          Membacakan contoh puisi kepada siswa (keingintahuan)
-          Salah satu siswa membacakan cerpen didepan kelas (keberanian, keingitahua)
-          Mengamati model pembacaan puisi (keingintahuan)
-          Menandai penjedaan pembacaan puisi lain (kreatif,inovatif)
-          Berlatih membaca puisi (kreatif)
-          Membaca indah puisi (kreatif)
Konfirmasi
-          Siswa dan guru memberikan tanggapan terhadap pembacaan puisi (tanggung jawab, percaya diri)
3.      Kegiatan akhir (5menit)
a.      Guru membimbing siswa membuat simpulan dari materi yang sudah dipelajari (berpikir kritis)
b.      Guru dan siswa melakukan refleksi (percaya diri)
c.       Salam penutup (religius)

Pertemuan Kedua
1.      Kegiatan pendahuluan (10 menit)
a.      Salam pembuka (religius)
b.      Guru mengecek kehadiran siswa (kedisiplinan)
c.       Guru bertanya jawab dengan siswa tentang materi sebelumnya
d.      Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dibahas (keingin tahuan)
2.      Kegiatan inti (50 menit)
Eksplorasi :
-          Masing-masing siswa membawa puisi (tanggung jawab)
Elaborasi :
-          Siswa menandai penjedaanpenbacaan puisi yang telah dibawa (kreatif, inovatif)
-          Siswa  membaca indah puisi di depan kelas (keberanian, menghargai karya dan hasil kerja orang lain)
Konfirmasi :
-          Guru menanggapi pembacaan puisi siswa (menghargai karya dan hasil kerja orang lain)
3.      Kegiatan akhir (5 menit)
a.      Guru membimbing siswa membuat simpulan dari materi (berpikir kritis)
b.      Guru dan siswa melakukan krefleksi (percaya diri)
c.       Guru memberi tugas (tanggung jawab)
d.      Salam penutup (religius)
H. Sumber Belajar
1. Internet
2. BSE kelas VII
3. LKS
I. Penilaian
§  Penilaian dilaksanakan selama proses dan sesudah pembelajaran
Indikator Pencapaian Kompetensi
Penilaian
Teknik Penilaian
Bentuk Penilaian
Instrimen
·         Mampu menandai penjedaan dalam puisi yang akan dibaca
·         Mampu membaca indah puisi dengan menggunakan irama, volume suara, mimik, kinestik sesuai isi puisi
Tes tulis


Praktek lisan
Lembar kerja


Pembacaan puisi
§  Puisi yang akan dibaca sudah ditandai penjedaannya: ya/tidak
§  Iramam pembacaan: baik/cukup/kurang
§  Volume suara: baik/cukup/kurang
§  ...



No
Aspek Penilaian
Nilai
1.
a.       Mampu menandai penjedaan dalam puisi yang akan dibaca
b.      Mampu membaca indah puisi menggunakan irama, volume, kinestik sesuai dengan isi puisi
3
7


Keterangan :
            Skor maksimum: 10
                        Nilai akhir = skor maksimum X 10



Mengetahui,                                                                Semarang, 12 Februari 2012
            Guru Pamong,                                                             Mahasiswa Praktikan,


Suparni, S.Pd                                                                        Prihatin Dwi Jayanto
NIP. 197206102007012015                                       NPM. 08410364

RINGKASAN MATERI
Setiap orang pasti pernah membaca. Membaca berita, membaca buku cerita, membaca buku komik, membaca buku pelajaran, atau membaca puisi. Membaca puisi tidak sama dengan membaca tulisan biasa. Ketika membaca puisi, sebaiknya kamu pahami isi puisi dengan baik. Hal tersebut penting agar cara membaca kamu benar. Maksudnya, cara membaca kamu sesuai dengan maksud yang ingin disampaikan oleh penulis puisi . Jika kamu langsung membaca puisi tanpa memahami isinya terlebih dahulu, kamu mungkin bisa salah membacanya. Sebagai contoh, puisi yang bertema kesedihan kamu baca dengan gembira atau puisi tentang kemarahan kamu baca sambil tertawa-tawa. Pasti akan terdengar aneh bukan? Oleh karena itu, memahami puisi sebelum membacanya tidak boleh kamu lupakan.
Keindahan puisi selain terletak pada syair-syairnya juga terletak dari cara membacanya. Puisi dengan kata-kata yang indah tidak akan terlihat indah jika dibaca secara asal. Puisi yang kata-katanya terkesan biasa saja, akan terdengar sangat indah apabila orang yang membaca puisi itu bisa membaca dan mendeklamasikannya. Lalu, bagaimana cara membaca puisi yang baik?
Pada saat memerhatikan temanmu membacakan puisi, perhatikan hal-hal berikut:
1. irama, yaitu tinggi rendah suaranya;
2. volume, yaitu kuat lemah, dan keras lembutnya suara;
3. mimik, yaitu ekspresi wajah; serta
4. kinesik, yaitu gerak tangan atau wajah.
Beberapa hal yang perlu dilakukan ketika kamu membaca puisi, antara lain:
1. pahami isinya dan bacakan sesuai tema puisi tersebut,
2. lafalkan tiap kata dengan jelas,
3. berikan penekanan pada kata-kata tertentu (intonasi),
4. apabila membawa naskah atau teks, pandangan mata jangan hanya tertuju pada naskah, usahakan pandangan mata tertuju ke depan atau melihat pendengar,
5. jangan terlihat gemetar dan gugup,
6. apabila diperlukan, gunakanlah gaya tetapi jangan berlebihan,
7. jangan tergesa-gesa saat membaca, berikan jeda pada tiap baris,
8. bacalah puisi tersebut dengan penuh perasaan, bayangkan bahwa kamu benar-benar
mengalami kisah yang diceritakan puisi tersebut,
9. jangan monoton, maksudnya jangan membacanya dengan suara keras terus, sesekali
bacalah dengan suara lembut.
Pilihlah satu dari puisi-puisi berikut ini dan bacakan dengan indah di depan kelas.
Teratai
Sanusi Pane

Kepada Ki Ajar Dewantara
Dalam kebun di tanah airku
Tumbuh sekuntum bunga teratai
Tersembunyi lembah indah permai
Tidak terlihat orang yang lalu
Akarnya tumbuh di hati dunia
Daun bersemi laksmi mengarang
Biarpun ia diabaikan orang
Seroja kembang gemilang mulia
Teruslah, O Teratai Bahagia
Berseri di kebun Indonesia
Biar sedikit penjaga taman
Biarpun engkau tidak terlihat
Biarpun engkau tidak diminat
Engkau pun turut menjaga zaman.

Dari Jassin, Pujangga Baru Prosa dan Puisi

Doa
Kepada Pemeluk Teguh

Tuhanku
Dalam termanggu
Aku masih menyebut nama-Mu
Biar susah sungguh
Mengingat Kau penuh seluruh
Cahaya-Mu panas suci
Tinggal kerdip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
Aku hilang bentuk
Remuk
Tuhanku
Aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
Dipintu-Mu aku mengetuk
Aku tidak bisa berpaling

(Deru Campur Debu, 1966)
Karya :Chairil Anwar



Yuma

Tuhan...
Kalau Kau jadikan dia
Sebagai hidupku
Berikan dia kehidupan-Mu
Tuhan...
Kalau Kau jadikan dia
Sebagai kekuatanku
Berikan dia kekuatan-Mu
Tuhan...
Kalau Kau jadikan dia cintaku
Berikan dia kasih sayang-Mu
Tuhan...
Kalau Kau jadikan dia harapanku
Berikan dia kesetiaan-Mu
Tuhan...
Kalau Kau jadikan dia penolongku
Berikan dia kekuatan-M
Agar aku damai
Bersama kusuma ayu
Tembang suci bernyanyi
Dalam dekapan-Mu bersama anak-anakku

Karya: M. Rohmadi
(Sumber: Antologi Puisi 21 Penyair Solo, hlm. 68)


Ayah

Kutahu kau teramat penat
Setelah seharian peras keringat
Bau debu jalanan juga asap kendaraan
Menempel di badan lekat-lekat
Ayah...
Pekerjaanmu sungguh mulia
Membersihkan jalan yang kotor
Akibat daun rontok dan sampah
Walaupun upah sering terlambat
Engkau tetap sabar dan tawakal
Ayah
Berkat jasamu ku bisa sekolah
Bagiku Ayah seorang pahlawan
Iringan doaku kepada Tuhan
Semoga Ayah sehat walafiat
Selama hayat dikandung badan

Karya : Adryan Ardan
`                                               (Sumber: Bobo, Tahun XXXV, 9 Agustus 2007, hlm. 17)

BSE smp7bhsind Dewi Indrawati dkk
BSE smp7bhsind Dwi Hariningsih, dkk